TIMES CILACAP, CILACAP – SMP Maria Immaculata bersama PMI Cilacap mengelar simulasi evakuasi dan penanganan saat bencana, Kamis (10/10/2024).
Dalam simulasi ini, digambarkan ada gempa bumi sekitar 20 detik.
Seluruh warga sekolah secara otomatis melaksanakan gerakan 4 B saat terjadi gempa, yaitu berlutut (Drop) seperti posisi bersujud dengan melindungi kepala, berlindung (Cover) di kolong meja dan tempat aman lainnya, bertahan (Hold On) dengan memegangi kaki meja, dan berdoa (Praying) sesuai agama atau kepercayaan masing-masing, agar diberi keselamatan bagi semua.
Setelah gempa reda atau berhenti, seluruh warga sekolah keluar menuju ke Titik Kumpul I (Gempa), yakni halaman sekolah (Lapangan Terbuka) dengan tetap melindungi kepala menggunakan tas masing-masing.
Warga sekolah berjumlah 226 orang, terdiri dari guru atau karyawan dan karyawati, serta orang tua atau wali murid 32 orang, sedangkan peserta didik kelas 7-9 sebanyak 194 orang.
Ada tiga orang fasilitator dari PMI Cilacap, mereka yaitu Syiffa Alfiah Hidayah (KSR Unit Unaic), Feny Izzatul Latifah (KSR Unit Unaic), dan R Endro Teguh Kusumo (karyawan Markas PMI).
Peserta didik tampak berkumpul di halaman sesuai kelas masing-masing, dengan melingkari guru pengajarnya dalam posisi berjongkok, dan tetap melindungi kepala menggunakan tas.
Setelah mendapat laporan dari guru pengajar, kepala sekolah menginstruksikan kepada guru pembina PMR untuk melakukan penyisiran di kelas-kelas atau ruangan yang kedapatan peserta didiknya tidak lengkap (mungkin terdapat siswa yang terluka, cedera, pingsan, histeria, dan lain-lain).
Guru Pembina PMR serta para anggota PMR segera menyisir ruangan-ruangan dan memberikan tindakan pertolongan pertama (PP) seperlunya dan mengevakuasinya ke halaman sekolah.
Guru pengajar menenangkan peserta didik dengan memandu doa bersama.
Kepala sekolah mendapat informasi dari BMKG bahwa gempa yang baru saja terjadi berkekuatan Magnitudo 7,5 dan terjadi di 200 km arah tenggara Cilacap dan berpotensi tsunami.
Kemudian, kepala sekolah menginstruksikan kepada guru piket agar seluruh warga sekolah dievakuasi ke lantai 2 dan 3 gedung sekolah sebagai Titik Kumpul II (Tsunami).
Sementara berkumpul di Titik Kumpul II,
seluruh warga sekolah tetap bertahan hingga kepala sekolah mendapat informasi valid bahwa potensi tsunami diakhiri, dan keadaan telah dinyatakan normal kembali.
Dan kepala sekolah mengumumkan melalui guru piket bahwa seluruh guru dan peserta didik untuk kembali melanjutkan kegiatan belajar mengajar.
Pelaksanaan simulasi yang difasilitasi oleh PMI Cilacap bertujuan mempersiapkan seluruh warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, yayasan, guru, hingga siswa.
Bahkan, simulasi ini melibatkan security, petugas kantin, karyawan, serta semua orang yang terlibat di lingkungan sekolah. Fokusnya adalah agar mereka memahami dan mampu melakukan tindakan keselamatan untuk diri sendiri, yang nantinya diterapkan dalam skala komunal di seluruh sekolah.
"Harapan kami setelah simulasi ini, sekolah bisa menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait penanganan bencana, sistem peringatan dini, peta risiko, serta memasang rambu evakuasi. Semua ini dapat diperbarui secara berkala, misalnya setiap tahun atau dua tahun, tergantung perkembangan sekolah," ujar R. Endro Teguh Kusumo dari PMI Cilacap.
Terkait tips menghadapi gempa, Endro menjelaskan pentingnya melakukan langkah 4B, yaitu: Drop (berlutut), Cover (berlindung di bawah benda yang kuat seperti meja), Hold On (bertahan hingga gempa berhenti), dan Praying (berdoa sesuai keyakinan masing-masing agar selamat dari bencana). "Saat gempa besar, benda-benda berat seperti meja dan kursi bisa bergerak sendiri akibat guncangan," tambahnya.
Untuk menghadapi tsunami, langkah pertama adalah segera melakukan evakuasi. "Evakuasi vertikal dilakukan dengan menuju gedung evakuasi di Cilacap yang sudah bekerja sama dengan Pemkab, atau ke perbukitan seperti Gunung Selok dan Gunung Srandil. Sedangkan evakuasi horizontal berarti menjauh dari pantai secepat mungkin," jelas Endro. (*)
Pewarta | : Estanto Prima Yuniarto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |