TIMES CILACAP, SURABAYA – Ketua DPRD Jatim, Musyafak Rouf menyerukan agar konsep Kampung Pancasila yang sukses diterapkan di Surabaya dapat diduplikasi secara masif di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.
Ia menegaskan, nilai-nilai Pancasila harus diwujudkan sebagai praktik hidup sehari-hari, bukan sekadar hafalan atau slogan.
Pernyataan ini disampaikan Cak Syafak dalam perbincangan santai podcast TIMES Indonesia. Musyafak menjelaska. Kampung Pancasila muncul dari kehidupan harmonis di perkampungan Surabaya yang sarat keberagaman suku dan agama.
Ia menegaskan kembali makna terdalam dari dasar negara. "Pancasila itu sebenarnya adalah filsafat yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari," ujar Cak Syafak sapaa akrabnya.
Implementasi nilai-nilai ini di kampung ditunjukkan melalui kolaborasi antarwarga yang berbeda latar belakang untuk saling gotong royong. Harmoni, menurutnya, diwujudkan ketika warga, termasuk dirinya yang menjabat Ketua DPRD, membaur dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti tahlilan, istighosah, atau hajatan.
Kesenjangan sosial dan kurangnya interaksi menjadi pintu masuk bagi hal-hal negatif. Cak Syafak menekankan bahwa ciri khas utama dari Kampung Pancasila adalah persatuan yang aktif. "Kampung Pancasila itu ciri khasnya adalah orkestrasi antara masyarakat yang ada di situ," jelasnya politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ia mengibaratkan kehidupan sosial yang harmonis layaknya sebuah orkestra, di mana setiap elemen masyarakat saling bersinergi dan tidak didominasi oleh ego. Kondisi tersebut penting untuk mencegah masuknya tindakan negatif seperti terorisme atau narkotika, karena masyarakat saling mengenal identitas dan kondisi satu sama lain.
Dalam konteks menjaga nilai kebangsaan, Cak Syafak secara kritis menyinggung bahwa kesejahteraan ekonomi adalah fondasi utama kerukunan. Ia menekankan, sulit membicarakan ideologi jika perut warga tidak terjamin.
"Siapapun pemimpinnya kalau rakyatnya makmur itu kemudian perutnya kenyang, biarpun yang memimpin itu besorban tapi kalau rakyatnya banyak yang kelaparan banyak yang menderita ya tentu pasti akan terjadi gejolak di mana-mana," tegasnya.
Hal ini menunjukkan peran penting UMKM dan ekonomi kerakyatan dalam menjaga stabilitas dan implementasi Pancasila.
Cak Syafak mengapresiasi tingginya angka kerukunan di Jawa Timur yang mencapai 77,8 persen, tertinggi di Pulau Jawa. Namun, ia mengingatkan agar pemerintah tidak lengah menghadapi riak-riak kecil seperti gangguan ibadah yang sempat viral. Solusinya, kembali pada penguatan di tingkat masyarakat terkecil.
Untuk menguatkan nilai ini, ia secara eksplisit mendorong adanya kebijakan yang lebih luas. “DPRD Jatim mendorong supaya diinstruksikan kepada seluruh kabupaten kota ada kampung-kampung Pancasila yang tumbuh seperti jamur di musim hujan." tutupnya.
Ia berharap inisiatif ini tidak hanya menjadi kebijakan Surabaya, melainkan dapat diadaptasi menjadi yurisprudensi di daerah lain demi masa depan generasi muda dan keutuhan bangsa. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sukses di Surabaya, Ketua DPRD Jatim Dorong Kampung Pancasila Jadi Model Acuan Nasional
| Pewarta | : Zisti Shinta Maharani |
| Editor | : Ronny Wicaksono |