TIMES CILACAP, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa pemantauan harian harga pakan ternak dan jagung, serta koordinasi berkelanjutan dengan industri pakan, menjadi kunci menjaga stabilitas pasokan dan harga di sektor peternakan.

“Pemerintah terus memantau pergerakan harga pakan dan jagung setiap hari serta berkoordinasi dengan industri pakan,” kata Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan, Tri Melasari, Sabtu (20/12/2025).

Tri menegaskan bahwa harga pakan unggas hingga saat ini masih terkendali, sehingga usaha budidaya tetap layak dan margin peternak dapat dijaga. Pernyataan ini sekaligus merespons kekhawatiran publik terkait lonjakan harga pakan dan potensi dampaknya terhadap harga ayam dan telur di pasar.

Berdasarkan laporan harian pabrik pakan, kenaikan harga sejak September hingga awal Desember 2025 tercatat hanya ratusan rupiah per kilogram, yang tergolong moderat mengingat adanya fluktuasi harga bahan pakan di pasar spot.

Untuk menjaga kestabilan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah instrumen, termasuk penyaluran jagung melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Sejak awal tahun, lebih dari 52.400 ton jagung pakan disalurkan dengan harga acuan Rp5.000–5.500 per kilogram di tingkat peternak, sehingga biaya produksi pakan tetap terkendali.

Tri juga mengapresiasi beberapa pabrik pakan yang mulai menurunkan harga, bahkan mencapai penyesuaian hingga sekitar Rp1.400 per kilogram untuk jenis pakan tertentu.

Langkah ini menunjukkan komitmen bersama antara pemerintah dan pelaku usaha untuk melindungi peternak sekaligus menjaga pasokan protein hewani bagi masyarakat.

Dia mendorong peternak untuk aktif melaporkan apabila menemukan harga pakan di lapangan yang jauh di atas kisaran rata-rata industri melalui dinas terkait atau kanal resmi Kementan.

“Kami siap menindaklanjuti agar tata niaga pakan tetap sehat dan usaha peternak rakyat terus berkelanjutan,” tegas Tri.(*)